Melakukan cek darah secara rutin untuk penderita diabetes memiliki banyak kegunaan dimana salah satunya adalah untuk mengevaluasi terapi pengobatan yang sedang digunakan

Pemeriksaan gula darah rutin pada penderita diabetes untuk membantu mengontrol kadar gula dan mencegah komplikasi seperti gagal ginjal,serangan jantung dan stroke. Namun mengontrol kadar gula darah dalam tubuh tidak hanya diperuntukkan para penderita diabetes saja, setiap orang perlu mengontrol kadar gula darah dalam tubuh sehingga terhindar dari penyakit diabetes. Pemeriksaan gula darah dapat dilakukan dengan menggunakan alat pemeriksaan gula darah digital.

Jenis-jenis Diabetes

  1. Diabetes tipe 1

Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun, pemicu timbulnya autoimun ini masih belum diketahui dengan pasti, dugaan paling kuat adalah disebabkan oleh faktor genetik dari penderita yang dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.

  1. Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 merupakan diabetes yang sering terjadi. Diabetes jenis ini disebabkan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat digunakan dengan baik (resistensi sel tubuh terhadap insulin). Sekitar 90-95% penderita diabetes di dunia menderita diabetes tipe ini.

  1. Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional terjadi khusus pada ibu hamil, yang disebabkan oleh perubahan hormon dan gula darah akan kembali normal setelah ibu hamil menjalani persalinan.

 Gejala diabetes

Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan beberapa hari saja.sedangkan pada diabetes tipe 2 banyak penderitanya yang tidak menyadari bahwa  mereka telah menderita diabetes selama bertahun-tahun, karena gejalanya cenderung tidak spesifik. Beberapa gejala diabetes tipe 1 dan 2 meliputi :

  • Sering merasa haus
  • Sering buang air kecil, terutama dimalam hari
  • Sering merasa sangat lapar
  • Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas
  • Berkurangnya massa otot
  • Terdapat keton dalam urine. Keton adalah sisa dari pemecahan otot dan lemak akibat tubuh tidak menggunakan gula sebagai sumber energi
  • Lemas
  • Pandangan kabur
  • Luka yang sulit sembuh
  • Sering mengalami infeksi, misalnya pada kulit ,gusi, vagina atau saluran kemih

Beberapa gejala juga bisa menjadi tanda bahwa seseorang mengalami diabetes, antara lain :

  • Mulut kering
  • Rasa terbakar, kaku dan nyeri pada kaki
  • Gatal-gatal
  • Disfungsi ereksi atau impotensi
  • Mudah tersinggung
  • Mengalami hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi beberapa jam setelah makan akibat produksi insulin yang berlebihan
  • Munculnya bercak-bercak hitam di area leher , ketiak dan selangkangan (akantosis nigricans) sebagai tanda terjadinya resisten insulin

 Faktor resiko diabetes

Seseorang akan lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 jika memiliki faktor-faktor seperti :

  • Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1
  • Menderita infeksi virus
  • Orang berkulit putih diduga lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 dibandingkan ras lain
  • Berpergian kedaerah yang jauh dari khatulistiwa ( ekuator )
  • Diabetes tipe 1 banyak terjadi pada usia 4 – 7 tahun dan 10 – 14 tahun , walaupun diabetes tipe 1 dapat muncul pada usia berapapun

Sedangkan pada kasus diabetes tipe 2, seseorang akan lebih mudah mengalami kondisi ini jika memiliki factor-faktor resiko seperti:

  • Kelebihan berat badan
  • Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2
  • Kurang aktif .aktivitas fisik membantu mengontrol berat badan,membakar glukosa sebagai energi dan membuat sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin. Kurang aktif beraktivitas fisik menyebabkan seseorang lebih mudah terkena diabetes tipe 2
  • Usia, risiko terjadinya diabetes tipe 2 akan meningkat seiring bertambahnya usia
  • Menderita tekanan darah tinggi ( hipertensi )
  • Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida abnormal. seseorang yang memiliki kadar kolesterol baik atau HDL (high-density lipoprotein) yang rendah dan kadar trigliserida yang tinggi lebih berisiko mengalami diabetes tipe 2

 

"Kontrol Gula Darah Sejak Dini, Masa Depan Anda Terlindungi"

Diagnosis Diabetes

Dikarenakan diabetes seringkali tidak terdiagnosis pada awal kemunculannya, maka orang-orang yang berisiko terekena penyakit ini dianjurkan menjalani pemeriksaan rutin. Diantaranya adalah:

  • Orang yang berusia di atas 45 tahun
  • Wanita yang pernah mengalami diabetes gestasional saat hamil
  • Orang yang memilki indeks massa tubuh (BMI) di atas 25
  • Orang yang sudah didiagnosis menderita pre-diabetes

Tes gula darah merupakan pemeriksaan yang mutlak akan dilakukan untuk mendiagnosis diabetes tipe 1 atau tipe 2. Hasil pengukuran gula darah akan menunjukkan apakah seseorang menderita diabetes atau tidak. Dokter akan merekomendasikan pasien untuk melakukan tes gula darah pada waktu dan metode tertentu. Metode tes gula darah yang dapat dijalani oleh pasien, antara lain:

  1. Tes gula darah sewaktu→ Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa darah pada jam tertentu secara acak. Tes ini tidak memerlukan pasien untuk berpuasa terlebih dahulu. Jika hasil tes gula darah sewaktu menunjukkan kadar gula 200 mg/dl atau lebih, pasien dapat didiagnosis menderita diabetes.
  2. Tes gula darah puasa→ Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa pada saat pasien berpuasa. Pasien akan diminta berpuasa terlebih dahulu selama 8 jam, kemudian menjalani pengambilan sampel darah untuk diukur kadar gula darahnya. Kadar gula darah puasa :

Normal : ≤100 mg/dl

Prediabetes : 100 – 125 mg/dl

Diabetes : ≥125 mg/dl

  1. Tes toleransi glukosa → Tes ini meminta pasien untuk berpuasa selama semalam terlebih dahulu. Pasien kemudian akan menjalani tes gula darah puasa, setelah tes dilakukan pasien akan diberikan larutan gula khusus. Kemudian sampel gula darah akan diambil kembali setelah 2 jam minum larutan gula. Kadar gula darah toleransi glukosa :

Normal : ≤ 140 mg/dl

Diabetes : ≥ 200 mg/dl

  1. Tes HbA1C (glycated haemoglobin test ) → Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa rata-rata pasien selama 2-3 bulan ke belakang.tes ini akan mengukur kadar gula darah yang terikat pada haemoglobin ,yaitu protein yang berfungsi membawa oksigen dalam darah.Dalam tes ini pasien tidak perlu menjalani puasa terlebih dahulu. Kadar tes HbA1C :

Normal : ≤ 5,7 %

Prediabetes : 5,7 – 6,4%

Diabetes : ≥ 6,5%

 

Komplikasi diabetes

Sejumlah komplikasi yang dapat muncul akibat diabetes tipe 1 dan 2 adalah :

  • Penyakit jantung
  • Stroke
  • Gagal ginjal kronis
  • Neuropati diabetic
  • Gangguan penglihatan
  • Depresi
  • Demensia
  • Gangguan pencernaan
  • Luka dan infeksi pada kaki yang sulit sembuh
  • Kerusakan kulit akibat infeksi bakteri dan jamur

 Diabetes akibat kehamilan dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil dan bayi. Contoh komplikasi pada ibu hamil adalah pre-eklamsia. Sedangkan contoh komplikasi yang dapat muncul pada bayi adalah :

  • Kelebihan berat badan saat lahir
  • Kelahiran premature
  • Gula darah rendah (hipoglikemia)
  • Keguguran
  • Penyakit kuning
  • Meningkatnya resiko menderita diabetes tipe 2 pada saat bayi sudah menjadi dewasa

 Pencegahan diabetes

Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah karena pemicunya belum diketahui.sedangkan diabetes tipe 2dan diabetes gestasional dapat dicegah, yaitu dengan pola hidup sehat. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah diabetes, diantaranya adalah :

  • Mengatur frekuensi dan menu makan menjadi lebih sehat
  • Menjaga berat badan ideal
  • Rutin berolahraga
  • Rutin menjalani pengecekan gula darah, setidaknya sekali dalam setahun

Peranan alat cek gula darah dalam penanganan diabetes

Tersedianya alat cek gula darah saat ini sangan membantu untuk mengetahui gula darah dengan cepat sehingga dapat dilakukan tindak lanjut dengan cepat bila terdapat kadar gula darah yang tinggi, memungkinkan penderita diabetes mengontrol kadar gula darah setiap hari dan membantu dokter/petugas kesehatan untuk mengetahui kadar gula darah penderita diabetes sehari-hari. Diharapkan penderita diabetes dapat menjaga kadar gula darahnya normal sehingga terhindar dari komplikasi diabetes seperti stroke,penyakit jantung, gagal ginjal, kebutaan dan kerusakan saraf. Sehingga kualitas hidup penderita diabetes dapat lebih baik.ada banyak merk alat cek gula darah yang dijual dipasaran, salah satunya produk GlucoDr Auto A yang sudah standart ISO 15197:2013 dengan garansi seumur hidup.

alat cek kadar gula gluco dr

PT Medisindo Bahana ikut partisipasi pada Patologi Klinik 2019 yang di selenggarakan pada tanggal 23~25 Agustus 2019 di Hotel Raffles, Jl. Prof. DR. Satrio, Kav. 3 – 5 Kuningan, Jakarta Selatan

Event ini dilaksanakan pada tanggal 5~7 Agustus 2019 di Jakarta Convention Center (JCC)

Gagal jantung sendiri merupakan kondisi saat pompa jantung melemah. Sehingga tidak mampu mengalirkan darah yang cukup ke seluruh tubuh. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah gagal jantung kongesif. Salah satu penyebabnya adalah Penyakit Jantung Koroner. Menilik faktor tersebut ada data dari Kemenkes dalam laman resminya, Depkes.go.id memaparkan survei Sample Regristration System (SRS) pada 2014 di Indonesia. Dalam data itu menunjukkan, Penyakit Jantung Koroner menjadi penyebab kematian tertinggi pada semua umur setelah stroke, yakni sebesar 12,9 persen. Di mana salah satunya dari kelompok umur 75 tahun ke atas sebesar 3,2 persen.

Di samping itu ada beberapa faktor penyebab gagal jantung di antaranya:

  1. Hipertensi

Tekanan darah itu adalah kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong dinding pembuluh darah atau arteri. Saat tekanan darah tinggi, otot jantung memompa lebih keras agar dapat memenuhi kebutuhan darah ke semua bagian tubuh.

Alhasil, gagal jantung bisa terjadi. Gejalanya adalah sesak napas, kelelahan, bengkak di pergelangan tangan, kaki, perut, dan pembuluh darah di leher.

  1. Gaya hidup

Sebuah penelitian di Amerika yang meneliti orang dewasa tanpa tanda-tanda jelas dari penyakit kardiovaskular menemukan bahwa, semakin banyak merokok, semakin besar kerusakan struktur jantung dan fungsinya.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa merokok bisa menyebabkan dinding jantung lebih tebal dan darah sulit memompa ke seluruh tubuh hingga bisa menyebabkan gagal jantung.

  1. Serangan jantung

Serangan jantung adalah kondisi yang terjadi ketika aliran darah yang memiliki banyak oksigen tiba-tiba terhambat otot jantung. Alhasil, jantung tidak mendapatkan asupan oksigen.

  1. Diabetes

Diabetes adalah penyakit kronis gangguan metabolisme yang berlangsung jangka panjang. Glukosa yang berlebih bisa mengalir ke dalam darah dan merusak pembuluh darah.

 

Berdasarkan lansiran WebMD, data yang dikeluarkan oleh National Heart Association Amerika Serikat, sekitar 65 persen kematian orang dengan diabetes disebabkan oleh penyakit jantung koroner atau stroke.

Source : https://www.medcom.id/rona/kesehatan/gNQ0Z15K-beberapa-penyebab-gagal-jantung-yang-dialami-bj-habibie

Jantung memang tak hanya menyerang pada usia lanjut. Kerusakan pembuluh darah memerlukan waktu yang lama untuk memicu penyakit jantung. Untuk mengatasinya, beberapa cara bisa dilakukan demi mencegah penyakit jantung sedini mungkin. Berikut mengutip situs kesehatan Mayo Clinic.

  1.  Hindari rokok

Merokok adalah salah satu faktor risiko paling signifikan untuk penyakit jantung. Bahan kimia dalam tembakau dapat merusak jantung dan pembuluh darah dengan menyebabkan menyempitnya pembuluh darah karena penumpukan plak. Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokok juga dapat menggantikan sebagian oksigen dalam darah. Dengan begitu, tekanan darah akan terus meningkat dan jantung 'dipaksa' untuk bekerja lebih keras demi mendapatkan pasokan oksigen yang cukup. Tak ada jumlah batas aman konsumsi rokok. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin tinggi risiko jantung yang mengintai.

  1.   Berolahraga rutin

Berolahraga secara teratur dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Olahraga yang rutin dikolaborasikan dengan gaya hidup sehat membantu Anda terhindar dari penyakit jantung yang membuat Presiden RI ke-3 BJ Habibie meninggal dunia. Aktivitas fisik dapat membantu Anda mengontrol berat badan yang juga menjadi salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular. Lakukan olahraga ringan selama 30 menit. Lakukan itu dalam beberapa hari selama sepekan. Anda juga bisa membagi durasi ideal olahraga ringan untuk mencegah penyakit jantung. Olahraga bisa dilakukan selama 10 menit setiap harinya dalam sepekan.

  1. Konsumsi gizi yang tepat

Konsumsi gizi yang tepat dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Diet DASH dan Mediterania bisa menjadi pilihan. Pola makan kaya buah-buhan, sayur, dan biji-bijian dapat membantu melindungi jantung Anda. Hindari pula terlalu banyak konsumsi garam dan gula.

  1.  Jaga berat badan

Kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Obesitas akan membawa Anda pada beberapa kondisi yang berkaitan dengan jantung seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes. Anda disarankan untuk rutin menghitung indeks massa tubuh. Angka BMI 25 atau lebih umumnya dikaitkan dengan kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan peningkatan risiko jantung serta stroke. Selain itu, lingkar pinggang juga bisa menjadi salah satu alat pengukur yang tepat. Kelebihan berat badan pada pria dapat dideteksi dari ukuran lingkar pinggang yang melebihi 101,6 cm bagi pria dan 88,9 cm bagi wanita.

  1.  Jaga kualitas tidur

Kurang tidur dapat membawa Anda pada risiko obesitas, tekanan darah tinggi, jantung, diabetes, dan depresi. Kebanyakan orang dewasa membutuhkan waktu tidur sebanyak 7-9 jam setiap malam.

  1. Kelola stres

Makan berlebih, meminum alkohol, dan merokok bukan cara terbaik untuk mengelola stres. Deretan cara itu hanya membawa Anda pada risiko penyakit jantung. Temukan cara alternatif mengelola stres seperti aktivitas fisik dan meditasi untuk meningkatkan kesehatan.

 

Source by : https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190911190919-255-429628/cara-cegah-terkena-masalah-jantung-sejak-muda-seperti-habibie

Penyakit Akibat Stres

Sebenarnya, stres tak selamanya berdampak negatif. Dalam bentuk lain yang dinamakan dengan eustress, stres justru membawa pengaruh baik bagi kesehatan mental. Memicu seseorang untuk lebih termotivasi dan semangat dalam menjalani hidup.

Sayangnya, kebanyakan orang lebih memilih berteman akrab dengan distress. Stres jenis inilah yang membawa dampak negatif baik bagi kesehatan mental maupun kesehatan tubuh secara keseluruhan. Bila tidak segera ditangani, kondisi ini dapat memicu datangnya berbagai jenis penyakit seperti berikut ini.

 

Berbagai penyakit akibat stres yang perlu diwaspadai :

  1.  Sakit Kepala

Sakit kepala menjadi penyakit akibat stres yang hampir pasti menghinggapi penderitanya. Tegangnya otot juga saraf di kepala akibat stres, dapat menimbulkan sakit kepala tegang, migrain hingga kesemutan di satu atau kedua sisi kepala. Durasinya dapat berlangsung singkat bahkan bertahan lama, bergantung tingkat stres yang dialami.

  1. Flu

Keterkaitan antara stres dan menurunnya imunitas tubuh telah banyak dibuktikan para ahli. Kadar hormon kortisol yang melonjak tajam ketika stres mampu melemahkan respon imun terhadap berbagai ancaman, termasuk virus flu.

Akibatnya seseorang yang stres lebih mudah terinfeksi flu. Bahkan dapat bertambah parah dan sulit pergi, jika stres yang dialami tak kunjung diatasi.

  1.  Sindrom Kelelahan Kronis

Sindrom kelelahan kronis (chronic fatigue syndrom, CFS) merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan timbulnya gejala berupa kelemahan dan rasa kantuk terus menerus yang tak kunjung pergi meski telah banyak beristirahat.

Meski hingga saat ini para peneliti belum menemukan penyebab utama dari kondisi ini, namun stres diduga kuat memainkan peran besar didalamnya. Curigai apabila mengalami kelelahan yang tak hilang meski telah berbulan-bulan lamanya.

  1.  Gangguan Tidur

Stres membuat otak dipenuhi dengan beban pikiran juga emosi, akibatnya dapat memicu timbulnya gangguan tidur seperti insomnia. Jika dibiarkan berlarut-larut, penyakit akibat stres satu ini dapat berimplikasi pada tekanan darah hingga dapat memperpendek usia.

  1. Masalah Kesuburan

Hingga saat ini, stres menjadi alasan kuat yang memengaruhi tingkat kesuburan baik pria maupun wanita. Betapa tidak, stres dapat menyebabkan ejakulasi dini pada pria dan terganggunya siklus menstruasi pada wanita. Meningkatkan resiko terjadinya kemandulan hingga memicu keretakan rumah tangga.

  1.  Sakit Punggung

Sikap tubuh yang salah ketika beraktivitas umumnya menjadi penyebab utama terjadinya sakit punggung. Kendati demikian, bila sakit punggung yang dialami terus menetap tak kunjung sembuh, bisa jadi tekanan emosional atau stres-lah penyebabnya.

Stres dapat memicu ketegangan fisik yang menyakitkan dan sering terjadi di jaringan lunak leher, bahu, punggung hingga bokong. Untuk itu, bila pengobatan sakit punggung kerap tidak membuahkan hasil positif, cobalah untuk memperhatikan kondisi mental dan emosional diri.

  1.  Obesitas

Malas berolahraga bukanlah satu-satunya alasan yang menyebabkan seseorang terjebak dalam obesitas. Ada alasan lain dibalik kondisi ini, yakni stres!

Peningkatan hormon kortisol ketika stres mampu meningkatkan nafsu makan dan memicu keinginan mengonsumsi makanan manis juga berlemak. Tubuh pun akan menyimpan lebih banyak lemak, terutama di daerah perut.

  1.  Gangguan Pencernaan

Perhatikanlah bagaimana fluktuasi emosional acap kali merangsang timbulnya reaksi di perut. Jangan heran, karena lambung dan usus memiliki saraf yang terhubung langsung ke otak.

Itulah mengapa ketika stres, tak jarang disertai dengan kedatangan masalah kesehatan pada sistem pencernaan. Stres dapat menyebabkan maag, GERD hingga sindrom iritasi usus atau irritable bowel syndrome (IBS).

  1.  Diabetes

Stres dapat menyebabkan diabetes melalui dua cara. Pertama, mengubah pola makan menjadi buruk. Kedua, membuat pankreas menjadi kesulitan dalam mensekresikan hormon insulin sebagai pengendali gula darah.

  1.  Penyakit Jantung

Banyak jalan bagi stres untuk memancing kedatangan si pembunuh nomor wahid di dunia ini. Stres secara langsung dapat meningkatkan denyut jantung dan pelepasan kolesterol serta trigliserida ke dalam aliran darah.

Stres juga mampu memengaruhi tekanan darah, menyebabkan terjadinya hipertensi yang dapat berakhir pada serangan jantung atau stroke.

  1.  Penyakit Alzheimer

Faktor risiko besar terjadinya penyakit alzheimer dan demensia tak hanya datang dari usia, faktor stres pun dapat menjadi dalang dibalik kondisi ini. Betapa tidak, stres terkait erat dengan terganggunya fungsi otak.

Ketika stres dibiarkan begitu saja/berkepanjangan, maka lambat laun, kadar kortisol dalam darah yang terus meninggi akan menyebabkan kerusakan pada hipokampus, bagian dari otak besar yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan memori dan banyak fungsi lainnya.

  1.  Penyakit Kulit

Stres menyebabkan reaksi kimiawi di tubuh yang membuat kulit lebih sensitif dan reaktif. Hal ini juga dapat membuat penyakit kulit yang sudah ada sebelumnya menjadi lebih sulit untuk sembuh.

Pernahkah Anda memperhatikan bahwa wajah mengeluarkan lebih banyak minyak saat stres? Hal ini karena stres menyebabkan tubuh membuat hormon seperti kortisol, yang memberitahu kelenjar di kulit untuk membuat lebih banyak minyak. Kulit berminyak lebih rentan terhadap jerawat dan masalah kulit lainnya.

Lebih lanjut, stress dapat memperparah penyakit psoriasis, rosacea, dan eksim pada kulit, terutama eksim kering atau neurodermatitis.

  1.  Depresi

Seakan tak cukup untuk terus memperburuk kondisi kesehatan, stres kronis mampu menempatkan penderitanya berada dalam depresi.

Pada tahap ini, seseorang cenderung terlibat dalam perilaku agresif atau berisiko. Misalnya pelampiasan pada obat-obatan terlarang, menyakiti diri sendiri atau orang lain hingga tak jarang dapat melakukan percobaan pembunuhan.

Melihat berbagai penyakit akibat stres di atas, tak mengherankan apabila stres memiliki keterkaitan erat dengan kematian dini. Memang kita tak dapat menampik kedatangan stres juga masalah dalam hidup. Namun jangan lantas kondisi ini justru menggerus kita dalam keterpurukan.

Hadapi dan kelola lah stres sebaik mungkin. Orientasikan pikiran pada penyelesaian bukan dengan menghindari masalah yang dihadapi. Bila merasa tidak mampu menghadapinya sendiri, bicarakan dengan orang terdekat atau berkonsultasilah dengan psikiater atau psikolog.

 

Source : https://www.honestdocs.id/penyakit-akibat-stress

Stres

Stres adalah reaksi tubuh yang muncul saat seseorang menghadapi ancaman, tekanan, atau suatu perubahan. Stres juga dapat terjadi karena situasi atau pikiran yang membuat seseorang merasa putus asa, gugup, marah, atau bersemangat.

Situasi tersebut akan memicu respon tubuh, baik secara fisik ataupun mental. Respon tubuh terhadap stres dapat berupa napas dan detak jantung menjadi cepat, otot menjadi kaku, dan tekanan darah meningkat.

Stres sering kali dipicu oleh masalah dalam keluarga, hubungan sosial, atau masalah keuangan. Selain itu, stres juga bisa dipicu oleh penyakit yang diderita. Memiliki anggota keluarga yang mudah mengalami stres, akan membuat orang tersebut juga lebih mudah mengalami stres.

Stres yang berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan fisik serta melemahkan daya tahan tubuh. Selain itu, stres juga dapat menimbulkan gangguan pada sistem pencernaan dan sistem reproduksi. Orang yang mengalami stres secara berkepanjangan biasanya juga akan mengalami gangguan tidur.

 

Gejala Stres

Gejala yang muncul saat seseorang mengalami stres dapat berbeda-beda, tergantung penyebab dan cara menyikapinya. Gejala atau tanda stres dapat dibedakan menjadi:

  • Gejala emosi, misalnya mudah gusar, frustasi, suasana hati yang mudah berubah atau moody, sulit untuk menenangkan pikiran, rendah diri, serta merasa kesepian, tidak berguna, bingung, dan hilang kendali, hingga tampak bingung, menghindari orang lain, dan depresi.
  • Gejala fisik, seperti lemas, pusing, migrain, gangguan pencernaan (mual dan diare atau sembelit), nyeri otot, jantung berdebar, sering batuk pilek, gangguan tidur, hasrat seksual menurun, tubuh gemetar, telinga berdengung, kaki tangan terasa dingin dan berkeringat, atau mulut kering dan sulit menelan.
  • Gejala kognitif, contohnya sering lupa, sulit memusatkan perhatian, pesimis, memiliki pandangan yang negatif, dan membuat keputusan yang tidak baik.
  • Gejala perilaku, misalnya tidak mau makan, menghindari tanggung jawab, serta menunjukkan sikap gugup seperti menggigit kuku atau berjalan bolak-balik, merokok, hingga mengonsumsi alkohol secara berlebihan.

 

Penyebab Stres

Saat seseorang menghadapi kondisi yang memicu stres, tubuh akan bereaksi secara alami, yaitu dengan melepas hormon yang dinamakan kortisol dan adrenalin. Reaksi ini sebenarnya baik untuk membantu seseorang menghadapi situasi yang berbahaya atau mengancam, sehingga bisa keluar dari situasi tersebut.

Stres sulit untuk dihindari. Jadi, hal yang terpenting adalah cara mengatasi stres, karena bila stres terjadi berkepanjangan, dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

Diagnosis dan Penanganan Stres

Bila seseorang tidak dapat mengatasi stres dengan baik dan stres menjadi berkepanjangan, dianjurkan untuk berkonsultasi dengan psikiater. Terlebih bila stres dialami secara berulang hingga menyebabkan gejala fisik.

Melalui sesi konseling, psikiater akan mencari tahu pemicunya, agar dapat ditentukan penanganannya. Bila stres sudah memengaruhi kerja organ dalam, psikiater akan merekomendasikan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan laboratorium atau rekam jantung.

Setelah mengevaluasi masalah, kondisi mental, dan kondisi fisik pasien, psikiater akan menentukan tindakan penanganan yang sesuai. Fokus dari penanganan stres adalah untuk mengubah cara pandang dan respon penderita terhadap situasi yang menjadi penyebab stres.

Metode penanganan stres mencakup perubahan gaya hidup, teknik relaksasi, serta psikoterapi.

Perubahan gaya hidup tersebut meliputi:

  • Berolahraga secara teratur
  • Menerapkan pola makan dengan gizi seimbang
  • Membatasi konsumsi kafein
  • Menghindari konsumsi alkohol dan NAPZA
  • Tidur yang cukup
  • Melakukan kegiatan yang menyenangkan hati.

Selain perubahan gaya hidup, upaya penanganan stres juga dapat dilakukan dengan melakukan teknik relaksasi yang dapat meredakan stres, misalnya meditasi, aromaterapi, atau yoga.

Dalam psikoterapi, psikiater akan mencoba untuk menanamkan kepada penderita untuk selalu memiliki pandangan yang positif dalam segala kondisi. Selain itu, psikiater akan meminta pasien membuat tujuan dalam hidupnya, dimulai dari tujuan yang mudah dicapai. Psikoterapi ini akan dilakukan dalam beberapa sesi.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikiater bila Anda merasa mengalami stres yang berkepanjangan.

 

Source : https://www.alodokter.com/stres

PT Medisindo Bahana kembali ikut serta berpartisipasi dalam event Doc Link 2019 dengan tema Diabetes, Obesity & Cardiovascular yang di selenggarakan pada tanggal 29~30 Juni 2019 di Hotel Novotel Mangga Dua, Jakarta

PT Medisindo Bahana kembali ikut serta di event Hospital Expo (HOSPEX) 2019 Surabaya pada tanggal 24~26 Aril 2019 di Grand City CONVEX Surabaya.

Event berlangsung pada tanggal 24~27 April  2019 di Hotel Novotel, Bandar Lampung. Acara merupakan Musyawarah Kerja Nasional yang ke-XIV dan Temu Ilmiah yang ke XXII.

Layanan Pelanggan

Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi kami :

Tel : +62 21 4250665    Fax : +62 21 4250703

Email : medisindo@medisindo.co.id

glucodr official glucodr official