Stres Dan Diabetes

Stres Yang Berlebihan Mampu Memicu Terjadinya Diabetes (Illustrasi) Stres Yang Berlebihan Mampu Memicu Terjadinya Diabetes (Illustrasi)

Kita pasti pernah mengalami disatu kondisi pekerjaan yang bertumpuk tidak ada habisnya dan kadang berakibat dengan stres yang kita alami. Perlu diketahui bahwa kita harus berhati-hati terhadap risiko stres yang berlebihan. Hal tersebut karena perasaan stres dapat menyebabkan banyak gangguan berbahaya terhadap kondisi tubuh kita. Oleh karena itu penting untuk kita dapat mengelola perasaan untuk menghindari terjadinya stres yang berlebihan.

Perlu diketahui bahwa salah satu gangguan berbahaya yang dapat dipicu oleh stres adalah diabetes. Penyakit ini dapat menyebabkan kadar gula darah yang berlebih pada tubuh karena terdapat masalah pada pankreas. Untuk itu, kita harus tahu bagaimana caranya stres yang berlebihan mampu memicu terjadinya diabetes.

Diabetes Mellitus merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang ditandai peningkatan glukosa darah (hiperglikemi), disebabkan karena ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan untuk memfasilitasi masuknya glukosa dalam sel agar dapat digunakan untuk metabolisme dan pertumbuhan sel.2 Faktor diabetes mellitus diantaranya adalah keturunan/genetik, obesitas, perubahan gaya hidup, pola makan yang salah, obat-obatan yang mempengaruhi kadar glukosa darah, kurangnya aktivitas fisik, proses menua, kehamilan, perokok dan stres.

Kondisi Stres merupakan suatu respon dari tubuh yang tidak spesifik terhadap suatu keadaan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari, setiap orang akan mengalaminya, stres memberi dampak secara total pada individu yaitu terhadap fisik, psikologis, intelektual, sosial dan spiritual, stres dapat mengancam keseimbangan fisiologi.

Pada keadaan stres akan terjadi peningkatan ekskresi hormon katekolaminglukagon, glukokortikoid, β-endorfin dan hormon pertumbuhan.

Stres dapat menyebabkan produksi kortisol berlebihan, dimana  kortisol adalah suatu hormon yang melawan efek insulin dan menyebabkan kadar gula darah tinggi. Kortisol merupakan musuh dari insulin sehingga membuat glukosa lebih sulit untuk memasuki sel dan meningkatkan gula darah.

Hubungan antara kondisi stres dan peningkatan kadar gula darah adalah pada keadaan stres maka akan terjadi peningkatan hormon-hormon stress epinephrine dan hormon kortisol.

Menurut salah satu teori menyatakan bahwa jaringan lemak juga merupakan suatu jaringan endokrin aktif yang dapat berhubungan dengan hati dan otot (dua jaringan sasaran insulin) melalui pelepasan zat perantara yang nantinya mempengaruhi kerja insulin dan tingginya penumpukan jaringan lemak tersebut dapat berakhir dengan timbulnya resistensi insulin.

Stres dapat meningkatkan kondisi berat badan karena meningkatkannya kadar kortisol darah, akan mengaktifkan enzim penyimpanan lemak dan memberi tanda lapar ke otak.

Kehidupan penuh stres akan mempengaruhi perilaku makan, yaitu lebih pada konsumsi yang berlebih dan berkontribusi terhadap terjadinya obesitas. Jika stres dapat dikelola dengan baik, mekanisme stres sebenarnya dapat membantu untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah.

Akan tetapi, stres yang berlangsung terus-menerus juga dapat memicu kenaikan gula darah dan diabetes melalui beberapa cara berikut

1. Hormon stres mengganggu produksi insulin
Bila sering mengalami stres maka  tubuh akan selalu  memproduksi hormon stress utama berupa kortisol. Pelepasan kortisol ini akan mempengaruhi  kadar hormon insulin. Hormon insulin sendiri membantu memindahkan glukosa (gula) dari darah ke dalam sel untuk diubah menjadi energi

2. Stres mengubah kebiasaan makan 
Stres bisa memicu kebiasaan makan yang meningkatkan kadar gula darah dan risiko diabetes. Ketika mengalami tekanan, banyak orang melampiaskannya dengan makan secara berlebihan (emotional eating) atau mengonsumsi makanan manis. Makan mungkin dapat mengurangi stres sejenak, tapi ini bukan solusi untuk mengelola stres jangka panjang. Untuk jangka panjang kebiasaan melampiaskan stres dengan makan dapat berujung menyebabkan obesitas atau penyakit diabetes melitus.

3. Kualitas tidur menjadi terganggu
Stres dan siklus tidur sama-sama dikontrol oleh sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal di dalam otak. Ketika seseorang mengalami stres berat dan berkepanjangan, sistem yang mengatur siklus tidur ini akan berubah arah karena lebih banyak memproduksi kortisol.

Perubahan sistem di otak lantas mengganggu pola dan kualitas tidur. Jika seseorang kurang tidur, ia akan lebih rentan mengalami intoleransi glukosa.

Intoleransi glukosa merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah.

Cara mudah mengurangi kondisi stres

Agar kondisi tubuh tetap sehat dan bugar, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi stress:

  1. Ketika Anda berada dalam situasi penuh tekanan, carilah tempat yang sunyi untuk menenangkan diri selama 5–10 menit
  2. Lakukan menarik napas dalam dengan melakukan teknik pernapasan dan meditasi
  3. Berkumpul dengan keluarga jika Anda mengalami kondisi stres karena jarang bertemu keluarga
  4. Seimbangkan antara kehidupan kerja dan keluarga
  5. Lakukan konsultasi psikoterapi dengan psikolog atau psikiater
  6. Bergabung ke dalam group yang dapat menyalurkan hobby atau kegemaran Anda
  7. Menjalani pola hidup sehat dengan selalu mengkonsumsi makanan sehat, olah raga dan kontrol gula darah secara teratur

Media

GlucoDr Tips dr Putu Ayu "Apakah Stress Dapat Memicu Diabetes"

Layanan Pelanggan

Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi kami :

Tel : +62 21 4250665    Fax : +62 21 4250703

Email : medisindo@medisindo.co.id

glucodr official glucodr official