Mempertahankan gaya hidup yang ramah diabetes meliputi makan sehat, aktivitas fisik yang teratur, manajemen stres dan kebiasaan tidur yang baik memang menjadi tantangan tersendiri. Namun hal - hal tersebut harus kita lakukan agardapat mencegah bahaya risiko diabetes. Berikut ini adalah panduan harian praktis untuk mengurangi risiko diabetes tipe 2:

  1. Makanlah Makanan yang Seimbang dan Rendah Glikemik

✅ Lakukan:

- Makanan berserat tinggi (biji-bijian, gandum, quinoa, kacang-kacangan, sayuran).

- Protein tanpa lemak (ikan, ayam, tahu, telur).

- Lemak sehat (alpukat, kacang-kacangan, minyak zaitun, ikan berlemak seperti salmon).

- Buah-buahan rendah gula (beri, apel, pir).

- Sayuran non-tepung (bayam, brokoli, paprika, zucchini).

❌ Hindari/Minimalkan:

- Karbohidrat olahan (roti putih, kue kering, sereal bergula).

- Minuman manis (soda, jus buah, minuman berenergi).

- Makanan olahan (keripik, makanan cepat saji, makanan ringan dalam kemasan).

- Daging merah dan makanan yang digoreng secara berlebihan.

*Tip: Ikuti “Metode Piring” - Isi setengahnya dengan sayuran, seperempatnya dengan protein, dan seperempatnya lagi dengan biji-bijian.

 

  1. Tetap Aktif Secara Fisik (Setidaknya 150 Menit/Minggu)

- Jalan kaki (30 menit/hari) - Mengurangi resistensi insulin.

- Latihan kekuatan (2-3x/minggu) - Otot menyerap glukosa dengan lebih baik.

- Latihan HIIT (latihan singkat yang intens) - Meningkatkan metabolisme.

- Kurangi waktu duduk - Berdirilah setiap 30 menit.

*Tip: Gunakan pedometer (targetkan 7.000-10.000 langkah/hari).

 

  1. Menjaga Berat Badan yang Sehat

- Bahkan menurunkan 5-10% berat badan dapat mengurangi risiko diabetes hingga 50%.

- Ukur lingkar pinggang (pertahankan di bawah 35“ untuk wanita, 40” untuk pria).

 

  1. Tetap Terhidrasi & Hindari Minuman Manis

- Minumlah air putih, teh herbal, atau kopi hitam (tanpa gula).

- Hindari soda, teh manis, dan minuman berenergi (terkait dengan risiko diabetes yang lebih tinggi).

*Tips: Tambahkan lemon, mentimun, atau mint ke dalam air untuk menambah rasa.

 

  1. Tidur yang Cukup (7-9 Jam/Malam)

- Tidur yang buruk meningkatkan resistensi insulin dan hormon kelaparan (ghrelin).

- Perbaiki sleep apnea jika mendengkur atau kelelahan di siang hari.

*Tip: Pertahankan jadwal tidur yang konsisten (bahkan di akhir pekan).

 

  1. Kelola Stres (Kortisol Meningkatkan Gula Darah)

- Berlatihlah bernapas dalam-dalam, meditasi, atau yoga.

- Beristirahatlah sejenak dengan berjalan kaki selama bekerja.

- Hindari makan secara emosional (stres → mengidam makanan manis).

*Tip: Cobalah atihan kesadaran selama 5 menit setiap hari.

 

  1. Pemeriksaan Kesehatan Rutin

- Pantau gula darah puasa (harus <100 mg/dL).

- Periksa HbA1c (harus <5,7%).

- Pantau tekanan darah (jaga agar tetap di bawah 120/80 mmHg).

*Tips: Lakukan tes setiap tahun jika Anda memiliki faktor risiko (riwayat keluarga, obesitas).

 

Kiat – kiat Tambahan untuk Kebiasaan Kecil Sehari-hari yang Membantu

- Gunakan tangga daripada lift.

- Kunyah makanan secara perlahan untuk mencegah makan berlebihan.

- Bumbui makanan Anda (kayu manis, kunyit, jahe membantu mengontrol gula darah).

- Dapatkan sinar matahari (Vitamin D meningkatkan sensitivitas insulin).

 

✅ Kebiasaan harian terbaik:

✔ Makan makanan utuh, hindari gula & karbohidrat olahan.

✔ Bergeraklah setiap hari (jalan kaki, latihan kekuatan).

✔ Tidur nyenyak, kelola stres.

✔ Tetap terhidrasi & pantau kesehatan.

 

Dengan melakukan perubahan kecil dan konsisten ini, Anda dapat secara signifikan menurunkan risiko diabetes sekaligus meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Jangan lupa juga untuk selalu cek gula darah Anda dengan GlucoDr. AGM – 4000 Auto A. Dapatkan produk alat cek gula darah GlucoDr. AGM – 4000 Auto A di apotek, toko alat kesehatan dan marketplace favorit Anda.

Salah satu faktor risiko yang signifikan untuk diabetes (terutama diabetes tipe 2) adalah kelebihan berat badan atau obesitas, dimana kelebihan lemak tubuh terutama di sekitar perut dapat meningkatkan resistensi insulin, sehingga menyulitkan tubuh untuk mengatur kadar gula darah secara efektif.

 Faktor – faktor risiko umum lainnya meliputi:

  • Ketidakaktifan fisik (gaya hidup yang tidak banyak bergerak)
  • Pola makan yang tidak sehat (tinggi gula, karbohidrat olahan dan makanan olahan)
  • Riwayat diabetes dalam keluarga
  • Usia Dimana risiko meningkat setelah usia 45 tahun
  • Tekanan darah tinggi atau kolesterol
  • Diabetes gestasional selama kehamilan

 Mari kita bahas lebih dalam tentang bagaimana kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko diabetes, terutama diabetes tipe 2 (D2T).

  1. Bagaimana Kelebihan Berat Badan Menyebabkan Resistensi Insulin

- Jaringan Lemak dan Peradangan: Kelebihan lemak, terutama lemak visceral (di sekitar organ seperti hati dan pankreas), melepaskan bahan kimia pro-inflamasi (sitokin) yang mengganggu sinyal insulin.

- Asam Lemak Bebas (FFA): Kadar FFA yang tinggi dalam aliran darah (umum terjadi pada obesitas) mengganggu kemampuan insulin untuk mengatur gula darah, sehingga menyebabkan resistensi insulin.

- Penyakit Hati Berlemak: Obesitas meningkatkan timbunan lemak di hati, memperburuk resistensi insulin dan mengganggu metabolisme glukosa.

 

  1. Masalah Distribusi Lemak Tubuh 

- Berbentuk seperti buah apel (obesitas sentral): Lemak di sekitar perut (lingkar pinggang >35“ pada wanita, >40” pada pria) sangat terkait dengan T2D.

- Berbentuk buah pir (lemak pinggul/paha): Kurang berbahaya secara metabolik dibandingkan lemak perut.

 

  1. Peran Adipokin

Sel-sel lemak (adiposit) mengeluarkan hormon yang memengaruhi metabolisme:

- Leptin (mengatur rasa lapar) - Obesitas dapat menyebabkan resistensi leptin, sehingga mengganggu kontrol nafsu makan.

- Adiponektin (meningkatkan sensitivitas insulin) - Kadarnya menurun pada obesitas, memperburuk resistensi insulin.

 

  1. Berapa Berat Badan yang Meningkatkan Risiko Diabetes?

- BMI ≥25 (Kegemukan): Risiko T2D 3x lebih tinggi.

- BMI ≥30 (Obesitas): Risiko 7x lebih tinggi.

- BMI ≥40 (Obesitas berat): Risiko meningkat hingga 10-12x lipat.

Bahkan menurunkan 5-10% berat badan dapat secara signifikan mengurangi risiko diabetes dengan meningkatkan sensitivitas insulin.

 

  1. Berapa Berat Badan yang Meningkatkan Risiko Diabetes?

Kondisi Terkait Obesitas Lainnya yang Meningkatkan Risiko Diabetes:

- Sindrom Metabolik (tekanan darah tinggi, trigliserida tinggi, kolesterol HDL rendah).

- PCOS (Sindrom Ovarium Polikistik) - Sering dikaitkan dengan resistensi insulin.

- Sleep Apnea - Mengganggu metabolisme dan meningkatkan risiko diabetes.

 

  1. Pencegahan & Pemulihan

- Penurunan berat badan (meskipun sedikit) dapat meningkatkan sensitivitas insulin.

- Olahraga (otot membakar glukosa dengan lebih baik).

- Perubahan pola makan (kurangi karbohidrat olahan, tingkatkan serat, lemak sehat).

- Bedah bariatrik terkadang dapat membalikkan T2D pada individu yang mengalami obesitas.

 

Pencegahan memang hal yang paling penting dalam meminimalisir risiko dan komplikasi diabetes. Deteksi dini dapat dilakukan dengan menggunakan alat cek gula darah GlucoDr. AGM-4000 Auto A untuk mengetahui apakah ada kemungkinan gejala – gejala diabetes di dalam tubuh Anda. Dapatkan produk alat cek gula darah GlucoDr. AGM – 4000 Auto A di apotek, toko alat kesehatan dan marketplace favorit Anda.

Diabetes dapat menyerang pria dan wanita, tetapi ada perbedaan pada wanita di dalam menghadapi tantangan diabetes akibat perubahan hormonal, risiko kehamilan dan kerentanan yang lebih tinggi terhadap komplikasi tertentu. Memahami perbedaan - perbedaan ini bisa mengetahui gejala diabetes pada wanita, karena sangat penting untuk pencegahan, deteksi dini dan pengelolaan gaya hidup sehat yang efektif.

 

  1. Perbedaan Diabetes pada Wanita dan Pria

Pengalaman wanita dengan diabetes:

✔ Risiko penyakit jantung yang lebih tinggi (dibandingkan dengan pria penderita diabetes).

✔ Lebih sering mengalami infeksi saluran kemih (ISK) karena glukosa dalam urin.

✔ Peningkatan risiko depresi & kecemasan (fluktuasi hormon berperan).

✔ Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) yang terkait dengan resistensi insulin.

 

  1. Gejala Diabetes pada Wanita

Meskipun gejala umum (haus, kelelahan, sering buang air kecil) berlaku untuk pria dan wanita, wanita juga dapat mengalaminya seperti:

- Infeksi jamur & sariawan vagina (kadar gula yang tinggi mendorong pertumbuhan jamur).

- Infeksi saluran kemih (ISK) lebih sering.

- Berkurangnya gairah seks & kekeringan vagina (karena kerusakan saraf dan perubahan hormon).

- Menstruasi yang tidak teratur (terutama pada penderita PCOS atau diabetes yang tidak terkontrol).

 

  1. Kehamilan & Diabetes: Risiko Diabetes Gestasional

Wanita hamil dapat mengalami diabetes gestasional seperti:

- Meningkatkan risiko kelahiran dengan berat badan lahir tinggi dan persalinan melalui operasi caesar.

- Meningkatkan risiko diabetes tipe 2 pada ibu di masa depan (sebesar 50%).

- Dapat menyebabkan preeklampsia (tekanan darah tinggi selama kehamilan).

Kiat Pengelolaan untuk Diabetes Gestasional:

✔ Ikuti diet rendah glikemik (biji-bijian, protein tanpa lemak, sayuran).

✔ Lakukan cek gula darah secara teratur.

✔ Tetap aktif (berjalan kaki, yoga prenatal).

✔ Lakukan tes 6-12 minggu setelah melahirkan untuk memeriksa diabetes tipe 2.

 

  1. Menopause & Diabetes: Tantangan Ganda

Setelah menopause, kadar estrogen menurun yang menyebabkan:

- Meningkatnya resistensi insulin (lebih sulit mengontrol gula darah).

- Penambahan berat badan di sekitar perut (risiko diabetes yang lebih tinggi).

- Risiko penyakit jantung dan osteoporosis yang lebih tinggi.

Kiat Manajemen untuk Wanita Diabetes di Masa Menopause:

✔ Terapi hormon (HT) dapat membantu beberapa wanita (konsultasikan dengan dokter).

✔ Tingkatkan kalsium & vitamin D untuk kesehatan tulang.

✔ Lakukan cek gula darah dengan cermat (perubahan hormon mempengaruhi kadar glukosa).

 

  1. Risiko Komplikasi yang Lebih Tinggi pada Wanita

Wanita dengan diabetes lebih mungkin mengalami:

- Penyakit jantung (diabetes membatalkan efek perlindungan estrogen).

- Depresi (terkait dengan perubahan hormon dan stres akibat diabetes).

- Kondisi autoimun (seperti gangguan tiroid).

 

  1. Kiat Pencegahan & Penanganan untuk Wanita

✅Lakukan pemeriksaan gula darah secara rutin (terutama jika Anda memiliki PCOS atau riwayat keluarga).

✅ Konsumsi makanan yang seimbang (diet Mediterania baik untuk mengontrol gula darah).

✅ Berolahraga secara teratur (30 menit/hari dapat mengurangi resistensi insulin).

✅ Kelola stres (yoga, meditasi membantu menyeimbangkan hormon).

✅ Hindari merokok & batasi alkohol (keduanya memperburuk komplikasi diabetes).

✅ Gunakan alat cek gula darah GlucoDr. AGM-4000 Auto A.

 

 Diabetes berdampak pada wanita secara berbeda dan lebih parah pada beberapa kasus. Dengan memahami risiko-risiko ini, terutama selama masa kehamilan, menopause dan perubahan hormon, wanita dapat mengambil langkah proaktif untuk mencegah, mendeteksi dini dan mengelola diabetes secara efektif.

Setelah merayakan Idul Fitri yang penuh kehangatan dan kebersamaan, ditambah dengan tradisi makanan dan minuman yang manis, bersantan, berminyak dan makanan tinggi karbohidrat lainnya, penting untuk menyeimbangkan kembali gula darah normal Anda agar agar tidak timbul gejala diabetes. Berikut adalah panduan untuk membantu menjaga kadar gula darah Anda:

  1. Kurangi Asupan Gula Secara Bertahap

- Hindari penghentian gula secara tiba-tiba (dapat menyebabkan kelelahan dan mengidam).

- Ganti makanan manis dengan pilihan alami seperti kurma (secukupnya), kacang-kacangan, atau buah segar.

- Tetap terhidrasi untuk membuang kelebihan gula (air putih, teh herbal atau air lemon).

  1. Konsumsi Makanan Seimbang

- Ikuti “Metode Piring”:

  • ½ piring sayuran tanpa tepung (bayam, mentimun, brokoli)
  • ¼ piring protein tanpa lemak (ayam, ikan, kacang-kacangan)
  • ¼ piring biji-bijian utuh (beras merah, quinoa, roti gandum)

- Hindari karbohidrat olahan (nasi putih, roti putih, kue kering).

  1. Mengatur Porsi & Waktu Makan

- Makanlah dalam porsi kecil dan sering (setiap 3-4 jam) untuk mencegah lonjakan gula darah.

- Hindari melewatkan waktu makan, terutama sarapan (dapat menyebabkan makan berlebihan di kemudian hari).

- Berhentilah makan 2-3 jam sebelum tidur untuk menstabilkan kadar glukosa dalam semalam.

  1. Berolahraga Secara Teratur

- Berjalan kaki (30-45 menit setiap hari) membantu menurunkan gula darah secara alami.

- Latihan kekuatan (2-3 kali/minggu) meningkatkan sensitivitas insulin.

- Hindari duduk dalam waktu lama, istirahatlah sejenak untuk bergerak.

  1. Cek Gula Darah

- Jika Anda menderita diabetes, cek gula darah setelah makan lebih sering setelah Lebaran.

- Perhatikan gejala gula darah tinggi (rasa haus yang ekstrem dan kelelahan) atau gula darah rendah (gemetar, pusing).

- Gunakan alat cek gula darah GlucoDr. AGM-4000 Auto A.

  1. Kelola Waktu

- Perbaiki jadwal tidur (kurang tidur dapat meningkatkan gula darah).

- Kelola stres (kortisol meningkatkan kadar glukosa-cobalah bernapas dalam-dalam atau meditasi).

  1. Tetap Terhidrasi & Hindari Minuman Manis

- Minum banyak air (membantu ginjal membuang kelebihan gula).

- Hindari minuman manis dengan komposisi gula yang tinggi seperti, soda manis, teh/kopi dengan gula yang berlebihan, jus kemasan dan sebagainya.

 

Tip Terakhir: Pengaturan Ulang Tiga Hari

Jika Anda terlalu banyak makan selama Idul Fitri, cobalah reset tiga hari:

- Hari pertama: Kurangi makanan manis, perbanyak minum air putih dan jalan kaki selama 30 menit.

- Hari kedua: Perbanyak serat (gandum, sayuran) dan kurangi karbohidrat.

- Hari ketiga: Fokus pada protein dan lemak sehat (telur, ikan, alpukat).

Perayaan Idul Fitri memang menyenangkan dan penuh kebersamaan, tetapi kembali ke kebiasaan makan dan minum yang sehat adalah kunci untuk menjaga gula darah normal. Perubahan kecil yang konsisten dapat membuat perbedaan besar dalam mencegah komplikasi diabetes dan menjaga tingkat energi tetap stabil.

Tahukah kamu, kalau penyakit diabetes dapat menyebabkan komplikasi serius dan dapat menyebabkan kematian dini?

Dilansir dari laman kemkes.go.id, penyakit diabetes adalah penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi di Indonesia setelah stroke dan penyakit jantung.

Jadi, lebih baik mencegah penyakit diabetes dari sekarang. Bagaimana cara mencegah penyakit diabetes?

  1. Menambah porsi sayur dan buah-buahan

Kandungan serat yang tinggi, kandungan antioksidan dan vitamin dalam sayuran dan buah-buahan dapat membantu menurunkan risiko penyakit diabetes.

  1. Membatasi konsumsi gula, garam dan lemak

Salah satu caranya adalah mengurangi minuman manis dengan kadar gula yang tinggi, makanan cepat saji yang tinggi kandungan garamnya dan makanan yang digoreng yang tinggi lemak. Ganti camilan ke sayur dan buah yang lebih sehat.

Selalu memastikan setiap asupan gizi per hari memenuhi nutrisi yang seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein, serat, lemak baik serta vitamin dan mineral.

Mencegah lebih baik dari pada mengobati.

Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi. Secara umum diabetes dibagi menjadi dua jenis yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.

Diabetes tipe 1 adalah kondisi dimana tubuh kekurangan insulin karena gangguan autoimun yang menyebabkan kerusakan sel- sel yang memproduksi hormon insulin di dalam pankreas dan diabetes tipe 2 adalah kondisi dimana tubuh tidak cukup memproduksi insulin dan/atau tidak mampu merespons insulin dengan baik.

Penyebab diabetes tipe 2 adalah gaya hidup yang tidak sehat, seperti berat badan berlebih, jarang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat.

Berat badan berlebih meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Salah satu cara untuk mengetahui apakah berat badan sudah ideal atau belum adalah dengan mengetahui nilai dari BMI (Body Mass Index).

Dengan mengetahui BMI, kamu dapat memperkirakan apakah berat badan sudah ideal, kurus atau obesitas.

Cara menghitung BMI dengan menggunakan pengukuran metrik sering digunakan di Indonesia, dimana satuannya adalah kilogram (berat badan) dan meter (tinggi badan).

Rumus:

BMI = Berat badan (kg) : (tinggi badan (m) x tinggi badan (m))

Contoh,  kamu memiliki berat badan 55 kg dengan tinggi badan 160 cm, maka cara menghitung BMI adalah sebagai berikut:

BMI = 55 : (1,6 x 1,6) = 55 : 2,56 = 21,5

Kategori standar berat badan ideal pria dan Wanita dewasa berdasarkan BMI adalah sebagi berikut:

  • Kurang dari 18,5 : berat badan kurang
  • Antara 18,5 – 24,9 : berat badan normal
  • Antara 25 – 29,9 : berat badan berlebih
  • Di atas 30 : Obesitas

Jadi, jika mengacu pada standar BMI, nilai BMI 21,5 adalah berat badan normal.

Menjaga berat badan ideal adalah penting untuk mencegah diabetes, akan lebih baik lagi dengan selalu mengonsumsi makanan yang mengandung nutrisi baik.

Gula kerap dianggap sebagai penyebab dari diabetes lantaran diabetes juga dikenal dengan penyakit gula. Banyak pasien yang beralih menggunakan pemanis buatan atau gula aren sebagai pengganti gula untuk diabetes. Namun, mana sebenarnya yang paling aman dan sehat untuk menggantikan gula putih?

Asupan gula ini bukan hanya berasal dari gula yang terdapat dalam pemanis, melainkan juga semua makanan yang mengandung karbohidrat sederhana. Gula yang dimaksud adalah segala jenis pemanis yang merupakan karbohidrat sederhana, seperti sukrosa, fruktosa, glukosa. Gula putih atau gula pasir termasuk ke dalam kelompok sukrosa. 

Menurut Diabetes UK, asupan maksimal gula per hari untuk pasien diabetes adalah kurang dari 30 gram atau sekitar 7 sendok makan. Bahkan WHO juga merekomendasikan untuk mengurangi konsumsi gula harian maksimal sampai 6 sendok makan per hari. Jadi membatasi asupan gula setiap harinya sebenarnya perlu dilakukan oleh semua orang, bukan hanya untuk pasien diabetes melitus. Kebiasaan ini bisa diterapkan sejak usia dini, mulai anak-anak hingga orang dewasa yang sehat.

Pemanis buatan sebagai pengganti gula diabetes

Ini dia beberapa pemanis buatan yang umum beredar di pasaran untuk menjadi pengganti gula bagi orang diabetes.

1. Sukralosa

Sukralosa adalah jenis pemanis buatan yang rasanya bisa 600 kali lebih manis dari gula biasa. Namun, kandungan sukralosa yang digunakan sebagai pemanis telah disesuaikan kadar kemanisannya. Jika sama manisnya dengan gula alami, tentu kandungan pemanis buatan ini jauh lebih sedikit sehingga kalorinya jauh lebih rendah.

2. Sakarin

Sakarin adalah pelopor pemanis buatan yang sudah mulai dipasarkan sejak satu abad lalu. Pemanis buatan ini rasanya 300 – 500 kali lebih manis dari gula alami. Banyak penelitian terbaru yang mengungkapkan bahwa mengonsumsi sakarin bisa menimbulkan efek samping, yaitu kelebihan berat badan. Namun, sejauh ini penggunaan sakarin dalam takaran yang wajar masih diperbolehkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia.

 3. Aspartam

Pemanis buatan aspartam mengandung kalori sangat rendah dengan rasanya yang 200 kali lebih manis dari gula biasa. Akan tetapi, BPOM mengingatkan orang yang mengidap atau berisiko diabetes tidak mengonsumsi aspartam secara berlebihan.

Anda sebaiknya tetap menjaga konsumsi pemanis buatan dalam jumlah yang terbatas, yaitu 50 miligram per kilogram berat badan Anda. Artinya, jika berat badan Anda ada di angka 50 kilogram, dalam sehari Anda tidak dianjurkan untuk mengonsumsi lebih dari 2.500 miligram atau 2,5 gram aspartam.

4. Asesulfam kalium

Salah satu jenis pemanis buatan pengganti gula untuk diabetes yang sering ditambahkan dalam produk makanan dan minuman kemasan adalah asesulfam kalium atau asesulfam-k.

5. Stevia

Stevia adalah pendatang baru dalam kelompok pengganti gula untuk diabetes. Pemanis buatan ini diekstrak dari bahan alami, yakni tanaman stevia yang tumbuh di negara-negara beriklim tropis dan subtropis. Pemanis buatan ini termasuk yang paling populer digunakan, tak heran jika Anda bisa menemukan berbagai produk pemanis dari stevia. Pemanis stevia bebas kalori sehingga dipercaya dapat membantu mencegah penambahan berat badan.

Menurut anjuran BPOM, Anda sebaiknya tidak mengonsumsi asesulfam-k lebih dari 15 miligram per kilogram berat badan. Jika berat badan Anda 50 kilogram, hindari konsumsi pemanis buatan ini lebih dari 750 miligram per hari.

Pada Rabu, 28 Juli 2024, PT Medisindo Bahana mengadakan kegiatan kesehatan bertajuk "GlucoDr Goes to Office" di PT MRA Media yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang kesehatan melalui pemeriksaan kesehatan gratis, edukasi kesehatan dan memperkenalkan alat kesehatan canggih made in Korea.

Seluruh karyawan PT MRA Media berkesempatan untuk mengikuti serangkaian tes kesehatan gratis, termasuk tes gula darah, kolesterol, asam urat, dan tekanan darah. Pemeriksaan ini tidak hanya membantu memantau kondisi kesehatan secara berkala tetapi juga memberikan informasi berupa edukasi penting tentang bagaimana menjaga pola hidup sehat.

Dalam kegiatan ini, tim Medisindo Bahana memperkenalkan produk unggulan mereka, yaitu GlucoDr, familyDr, dan Rossmax. Produk-produk ini merupakan alat kesehatan dengan teknologi terkini yang telah mendapatkan sertifikasi internasional. GlucoDr dan familyDr dirancang untuk memberikan hasil yang akurat dengan garansi seumur hidup, sementara Rossmax menawarkan pemantauan tekanan darah yang terpercaya.

Selain edukasi dan pemeriksaan kesehatan serta pengenalan produk, Tim marketing GlucoDr juga memberi kesempatan pada para peserta dan karyawan mendapatkan produk tertentu dengan harga khusus.

Sebagai tambahan, setiap peserta acara menerima merchandise eksklusif dari GlucoDr, menambah nilai dari pengalaman kesehatan yang mereka dapatkan. Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen PT Medisindo Bahana untuk mempromosikan pola hidup sehat dan meningkatkan kesadaran kesehatan di lingkungan perusahaan.

Dengan rutinitas ini, PT Medisindo Bahana berharap dapat membantu setiap individu lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan serta memanfaatkan teknologi terbaru dalam alat kesehatan untuk kesejahteraan masyarakat.

Pada Rabu, 7 Agustus 2024, PT Medisindo Bahana mengadakan kegiatan kesehatan bertajuk "GlucoDr Goes to Office" di PT Indika Energy Group yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang kesehatan melalui pemeriksaan kesehatan gratis dan memperkenalkan alat kesehatan canggih made in Korea.

Seluruh karyawan PT Indika Energy Group berkesempatan untuk mengikuti serangkaian tes kesehatan gratis, termasuk tes gula darah, kolesterol, asam urat, dan tekanan darah. Pemeriksaan ini tidak hanya membantu memantau kondisi kesehatan secara berkala tetapi juga memberikan informasi penting tentang bagaimana menjaga pola hidup sehat.

Dalam kegiatan ini, tim Medisindo Bahana memperkenalkan produk unggulan mereka, yaitu GlucoDr, familyDr, dan Rossmax. Produk-produk ini merupakan alat kesehatan dengan teknologi terkini yang telah mendapatkan sertifikasi internasional. GlucoDr dan familyDr dirancang untuk memberikan hasil yang akurat dengan garansi seumur hidup, sementara Rossmax menawarkan pemantauan tekanan darah yang terpercaya.

Selain edukasi dan pemeriksaan kesehatan serta pengenalan produk, Tim marketing GlucoDr juga memberi kesempatan pada para peserta dan karyawan mendapatkan produk tertentu dengan harga khusus.

Sebagai tambahan, setiap peserta acara menerima merchandise eksklusif dari GlucoDr, menambah nilai dari pengalaman kesehatan yang mereka dapatkan. Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen PT Medisindo Bahana untuk mempromosikan pola hidup sehat dan meningkatkan kesadaran kesehatan di lingkungan perusahaan.

Dengan rutinitas ini, PT Medisindo Bahana berharap dapat membantu setiap individu lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan serta memanfaatkan teknologi terbaru dalam alat kesehatan untuk kesejahteraan masyarakat.

Pre-diabetes adalah keadaan dimana kadar gula darah lebih tinggi dari normal, tetapi belum cukup tinggi untuk didiagnosa sebagai diabetes.

Orang dengan kondisi pre-diabetes memiliki risiko lebih besar menjadi diabetes dibandingkan dengan orang tanpa pre-diabetes. Tanpa pencegahan yang tepat, perkembangan pre-diabetes menjadi diabetes tipe 2 bisa terjadi lebih cepat. Kondisi ini dapat dicegah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Oleh karena itu, semakin cepat menyadari risiko dan melakukan identifikasi pre-diabetes, semakin cepat kita bisa melakukan perubahan untuk lebih sehat dan terhindar dari risiko diabetes.

Faktor risiko pre-diabetes adalah:

  1. Kelebihan berat badan
  2. Riwayat keluarga dengan diabetes tipe 2
  3. Usia di atas 45 tahun ke atas
  4. Aktivitas fisik yang renda (kurang dari 3x seminggu)
  5. Menderita PCOS (polycystic ovary syndrome)
  6. Riwayat diabetes gestasional (diabetes selama kehamilan) atau melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg

Cara untuk menurunkan risiko pre-diabetes adalah:

  1. Menjaga berat badan
  2. Pola makan sehat : ganti daging merah dan olahan dengan lebih banyak buah, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian atau minyak zaitun.
  3. Edukasi : memahami risiko dan gejalanya bisa membantu Anda mengenali penyakit sejak dini dan mencegah timbulnya diabetes tipe 2.
  4. Olahraga : melakukan aktivitas fisik sedang setidaknya 150 menit seminggu, atau sekitar 30 menit/hari selama 5 hari dalam seminggu.

Dengan mengetahui kadar gula darah sejak dini, semakin baik untuk mengurangi risiko terkena pre-diabetes. Yuk mulai cek gula darah dengan rutin mulai sekarang.

Page 1 of 30

Layanan Pelanggan

Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi kami :

Tel : +62 21 4250665    Fax : +62 21 4250703

Email : medisindo@medisindo.co.id

glucodr official glucodr official

 

Marketplace Kami

Kunjungi dan nikmati kemudahan layanan kami :

glucodr official

glucodr official